Sunday, January 3, 2010

Resume Perkuliahan 6 - Seleksi, Penempatan dan Orientasi

     Dalam materi kali ini, fokus utama pembelajaran adalah pada proses seleksi dimana proses ini merupakan proses yang cukup kompleks dan memerlukan perencanaan yang matang.


     Seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Keputusan penerimaan seorang pelamar dilihat dari ada atau tidaknya kesamaan atau perpaduan dari kebutuhan pelamar dengan kebutuhan lembaga pendidikan yang dilamar. 
     
      Terdapat beberapa tantangan dalam proses seleksi, diantaranya yaitu tantangan supply yang berbicara mengenai ketersediaan calon peserta didik yang ada. Sebuah lembaga haruslah memperhatikan mengenai ketersediaan calon peserta didik yang dituju agar proses seleksi bisa berjalan dengan lancar. Jika ketersediaan calon peserta didik terdapat dalam jumlah yang besar, maka keuntungan yang didapat adalah lembaga tersebut mempunyai kesempatan lebih besar dalam memilih peserta didik yang terbaik. Tetapi di sisi lain, hal ini juga berdampak pada pekerjaan administaratif yang bertambah, penambahan biaya dan sumber daya, dan lain-lain.


       Selain itu ada tantangan yang bersifat ethis. Misalnya dalam hal kesetaraan gender, apakah sebuah sekolah hanya menerima calon peserta didik yang laki-laki saja atau yang perempuan saja. Hal ini harus diperhatikan karena akan berimplikasi pada penyediaan sarana. Selain itu dalam hal family sistem yang diberlakukan. Sebuah lembaga harus tegas dalam hal ini, apakah proses seleksi yang dilakukan murni dari hasil proses seleksi yang diadakan atau apakah ada faktor lain dalam penerimaan siswa. Dan ada beberapa hal dalam tantangan ethis ini yang berbicara seputar tanggung jawab moral dari sebuah lembaga pendidikan yang melakukan proses seleksi. Hal ini juga harus diperhatikan oleh sebuah lembaga pendidikan.


       Tantangan selanjutnya dalam proses seleksi adalah tantangan organisasional. Mengenai visi dan misi organisasi. Apakah proses seleksi sudah sejalan dengan visi dan misi organisasi. Adanya keterbatasan sarana, biaya, alokasi dan lain sebagainya yang menghambat proses seleksi.


       Langkah-langkah proses seleksi adalah seleksi administratif, tes-tes, wawancara seleksi, pemeriksaan referensi, evaluasi medis, dan kemudian keputusan penerimaan. Semua itu adalah prosedur standar dalam proses seleksi walaupun tidak semua lembaga memakai prosedur yang sama. Yang paling penting dan tidak boleh dihilangkan adalah tahap tes dan wawancara karena poin itulah yang menentukan seseorang memenuhi kriteria atau tidak. Yang harus menjadi catatan adalah penggunaan langkah-langkah tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dari lembaga pendidikan tersebut.


       Setelah melalui proses seleksi, maka calon peserta didik yang lulus seleksi akan melalui tahap selanjutnya, yaitu proses penempatan. Sebuah lembaga dalam menempatkan calon peserta didiknya mempunyai beberapa dasar, diantaranya berdasarkan hasil seleksi. Disini, semua calon peserta didik yang lulus seleksi ditempatkan berdasarkan urutan hasil seleksi, cara ini adalah yang paling sederhana dalam penempatan. Selain itu proses penempatan juga didasarkan pada homogenitas atau heterogenitas yang diharapkan ada di tiap kelas. Apakah sebuah kelas terdiri dari beragam siswa dengan tingkat kecerdasan yang berbeda atau tiap kelas terdiri dari siswa dengan tingkat kecerdasan yang rata-rata sama. Selain itu ada juga yang mendasarkan penempatan siswa berdasarkan gender. Biasanya ini untuk anak-anak berkebutuhan khusus.


       Lalu pembahasan yang terakhir dalam bab kali ini adalah orientasi. Tujuan dari orientasi adalah mengenalkan siswa baru pada hak dan kewajibannya, pada organisasi yang ada di sekolah, dan juga dengan siswa lain. Terdapat muatan standar dalam proses orientasi ini, yaitu masalah organisasional, perkenalan pada hak dan kewajiban, fasilitas, mekanisme, prosedur dan ketentuan  tentang pembelajaran, ujian, dan lain-lain.


       Ada 2 bentuk dari tahapan orientasi ini, yaitu formal dan informal. Contoh dari bentuk yang formal adalah dengan mengadakan OSPEK atau MPA seperti yang terdapat di UNJ. Sedangkan yang informal dengan adanya 'buddy system' yaitu siswa baru diajak berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak-pihak tertentu yang ada di lembaga.


       Manfaat dari orientasi adalah untuk penyesuaian diri siswa baru, optimalisasi kemampuan, dan menumbuhkan kohesivitas. Seharusnya masa orientasi dijadikan seperti pesta penyambutan siswa baru dengan suasana yang akrab antara senior dan junior, tidak dengan kegiatan budaya ospek yang malah menakuti-nakuti dan 'menggojlok' siswa baru.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan jejak kalian disini..