Monday, March 29, 2010

Laporan Hasil Observasi Manajemen Keuangan

LAPORAN HASIL OBSERVASI
SISTEM KEUANGAN SMPIF AL-FIKRI

A. Metode Observasi
Metode observasi yang saya lakukan dalam memenuhi tugas Manajemen Keuangan kali ini adalah metode wawancara. Karena tugas observasi kali ini mengenai pengeluaran sekolah, maka yang saya temui adalah staf dari Bagian Keuangan.

B. Narasumber
Narasumber untuk wawancara ini adalah Kepala Bagian Keuangan SMPIF Al-Fikri, Ibu Afriza Lily. Beliau mengepalai Bagian Keuangan untuk SD maupun SMP Al-Fikri.

C. Waktu dan Tempat pelaksanaan
Waktu : Senin, 29 Maret 2010
Tempat : Tata Usaha Sekolah Islam Fitrah Al-Fikri, Depok

D. Hasil Wawancara
Daftar Pertanyaan :
1. Darimana saja sumber-sumber keuangan SMPIF Al-Fikri?
2. Apa saja pos-pos pengeluaran keuangan SMPIF Al-Fikri?
3. Siapa saja yang berperan dalam proses perencanaan keuangan SMPIF Al-Fikri?
4. Bagaimana proses pengelolaan keuangan Al-Fikri?
5. Apa saja komponen RAPBS SMPIF Al-Fikri?
6. Bagaimana prosedur penyusunan RAPBS SMPIF Al-Fikri?
7. Bagaimana proses pertanggung jawaban keuangan SMPIF Al-Fikri?
8. Mengapa SMPIF Al-Fikri memutuskan untuk tidak memakai dana BOS dari pemerintah?

Jawaban :
1. Sumber-sumber dana penerimaan sekolah ini terbagi ke dalam 3 pos besar. Pos pertama yaitu Uang Fomulir, TKS (Tes Kematang Siswa) dan Uang pangkal. Pos kedua dari Uang Tahunan Siswa. Pos ketiga berasal dari Uang SPP siswa.

2. Untuk pos-pos pengeluarannya, terbagi menjadi 3 pos besar juga. Pos pertama adalah untuk pengeluaran yang bersifat besar, seperti biaya marketing, biaya rekrutmen, biaya proyek, serta biaya pengembalian hutang ada di pos ini. Pemasukan pos ini berasal dari pos pertama pemasukan diatas. Lalu pos kedua adalah pos pengeluaran yang bersifat kebutuhan belajar siswa, seperti media belajar, biaya buku raport, biaya ujian, dan lainnya. Untuk pemasukan pos ini berasal dari pos pemasukan yang kedua, yaitu yang dari pos Uang Tahunan Siswa. Sedangkan pos terakhir adalah pos pengeluaran yang bersifat operasional, seperti biaya gaji guru dank karyawan, THR, biaya katering siswa, biaya kebersihan, biaya listrik dan telepon, pajak, dan lain-lain. Seperti dua hal diatas, pemasukan untuk pos ini berasal dari pos pemasukan yang ketiga, yaitu pos Uang SPP siswa. Untuk lebih jelasnya, pihak SMP bisa memberikan kopian cash flow penerimaan dan pemasukan SMPIF Al-Fikri untuk tahun ajaran lalu.

3. Yang berperan dalam prosesnya ada 5 pihak, yaitu:
a. Principal Al-Fikri
b. Kepala Sekolah SD dan SMP Al-Fikri
c. Asisten Principal
d. Kabag. Umum, Kabag. IT dan Kabag. Keuangan
e. Yayasan

4. Ada alur untuk mengelola keuangan sekolah ini. Pertama adalah sekolah akan mengumpulkan dana dari sumber-sumber dana yang ada, yaitu dari SPP siswa, uang tahunan dan juga uang pangkal. Setelah itu uang yang sudah terkumpul akan disetor ke bank. Setelah itu, jika ada rencana untuk melakukan pengeluaran sekolah, maka pihak yang meminta dana harus mengisi format permintaan dana yang sudah disediakan (jika permintaan dana adalah untuk kegiatan, maka harus disertai proposal). Kemudian format tersebut diajukan kepada Yayasan sekolah untuk disetujui. Setelah disetujui, maka pihak yayasan akan memberikan cek sejumlah dana yang diminta untuk dicairkan. Lalu akhirnya dana dapat dicairkan dan kemudian dialokasikan sesuai pos-pos permintaan dana yang ada. Kami juga bisa memberikan kopian untuk prosedur keuangan sekolah ini untuk lebih jelasnya.

5. Komponen-komponen RAPBS di sekolah ini banyak sekali. Dan karena rencana pengeluaran sekolah dibuatnya per 1 bulan, maka komponen-komponennya biasanya berubah-ubah. Tetapi yang pasti selalu ada untuk per bulannya adalah untuk biaya listrik, telepon dan internet, biaya antar-jemput siswa, biaya bunga bank dan pajak, biaya operasional yayasan, biaya katering siswa, biaya Jamsostek dan biaya gaji staf dan guru. Untuk biaya lainnya, biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan apakah bulan itu dibutuhkan atau tidak.

6. Karena RAPBS sekolah ini dibuatnya per bulan, maka prosedurnya agak sedikit berbeda dengan kebanyakan sekolah. Pertama, setiap bulannya, tiap pihak yang memerlukan dana akan mengajukan permohonan dana melalui format permintaan uang tunai dan penyerahan proposal kalau berupa permohonan dana kegiatan. Lalu format tersebut akan di ACC oleh Ka.Sie atau Kabag. atau Principal tergantung besar nominal yang diminta. Setelah di ACC, maka Kabag. Keuangan akan menyusun Rencana Pengeluaran sekolah. Baru kemudian Rencana Pengeluaran diserahkan kepada Yayasan untuk disetujui. Setelah disetujui, maka baru dana bisa dicairkan dan kemudian dialokasikan. Contohnya, Bagian Umum meminta dana untuk membayar tagihan listrik. Maka Bagian Umum yang bertugas mengurusi tagihan listrik harus menyerahkan lembar tagihan listrik beserta form permintaan uang tunai ke bagian keuangan setelah disetujui oleh Ka.Sie atau Kabag yang berwenang, setelah itu bagian keuangan akan menyerahkan form tersebut dalam bentuk rencana pengeluaran kepada yayasan. Setelah disahkan yayasan, barulah cek bisa keluar dan bisa dicairkan. Tetapi bagian Keuangan mempunyai wewenang untuk mereduksi dana yang diminta jika dianggap tidak rasional walaupun permohonan sudah disetujui pihak yayasan. Jadi, bisa dibilang keputusan akhir berada di bagian keuangan mengenai kebijakan pengeluaran uang. Kurang lebih, seperti itulah prosedur penyusunannya.

7. Untuk proses pertanggung jawabannya, setiap kegiatan ataupun permintaan uang yang dilakukan pihak sekolah, baik guru ataupun staf bagian lain, diminta untuk membuat SPJ masing-masing. Setelah dibuat SPJ, maka Kabag. Keuangan membuat LPJ secara keseluruhan mengenai pengeluaran yang sudah dilakukan. LPJ dibuat di akhir tahun ajaran. Setelah dibuat laporan tahunannya, maka semua transaksi tersebut dipindahkan ke dalam Neraca Saldo. Setelah itu baru dibawa ke depan Yayasan untuk dipresentasikan dan untuk melihat apakah pengeluaran tahun ini defisit atau tidak. Dalam presentasi pertanggung jawaban ini, terkadang hadir juga Konsultan Keuangan Al-Fikri untuk membantu menganalisis keuangan internal Al-Fikri dan membantu perencanaan keuangan Al-Fikri untuk ke depannya.

8. Untuk alasan spesifiknya, kami sebagai bagian keuangan tidak tahu persis. Tetapi dari pihak Yayasan dan pihak sekolah, kami masih merasa mampu dan stabil dalam mengelola keuangan kami dengan sumber dana yang ada. Karena dikhawatirkan, jika kami mengambil dana BOS, pengelolaan keuangan sekolah kami yang terbilang masih baru ini akan mendapat campur-tangan pihak luar dan menyebabkan ketidakstabilan. Jadi, kami memilih untuk tidak mengambil dana tersebut.

E. Pembahasan Hasil Wawancara
Hasil wawancara saya dengan Kabag Keuangan Al-Fikri menghasilkan beberapa simpulan. Pertama mengenai alur kas dari sekolah ini. Ada beberapa pos untuk pengeluaran dan pemasukan. Setiap pos pemasukan mempunyai pos pengeluara yang berbeda. Bisa dilihat pada Cash Flow sekolah ini (terlampir), bahwa untuk tiap pos pengeluaran sudah dianggarkan dari pos-pos pemasukan yang ada, sehingga tidak terjadi tumpang-tindih dana atau mark-up dana yang berlebihan dan tidak wajar pada satu pos.

Lalu dilihat dari penyusunan RAPBS, sekolah ini memiliki alur yang sedikit berbeda. Penyusunan rencana pengeluaran dilakukan sebulan sekali dan menyesuaikan dengan permintaan dana. Untuk proses pertanggung jawabannya, bagian keuangan sekolah akan membuat neraca saldo pada akhir tahun ajaran dan kemudian dipresentasikan di hadapan yayasan dan konsultan keuangan sekolah. Setelah ada laporan pertanggung jawaban, maka sekolah bisa menyusun kembali sistem keuangan sekolah untuk tahun ajaran baru menyesuaikan dengan pemasukan yang akan diterima.
Mengenai dana BOS, Al-Fikri tidak menggunakan dana BOS sebagai salah satu sumber dana mereka. Karena menurut sekolah ini, sumber dana yang didapat masih bisa mencukupi kebutuhan pengeluaran sekolah selama setahun, sehingga tidak perlu menggunakan dana BOS. Selain itu, pihak sekolah juga merasa jika menggunakan dana BOS, maka akan ada campur-tangan pihak luar untuk masalah pengelolaan keuangan sekolah, dan jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan terjadi ketidakstabilan pengelolaan keuangan.

F. Temuan Hasil Observasi
Saya mendapatkan beberapa informasi tertulis mengenai keuangan SMPIF Al-Fikri. Informasi-informasi tersebut diantaranya adalah : (terlampir)
a. Cash Flow Pemasukan dan Pengeluaran SIF Al-Fikri
b. Prosedur Keuangan secara umum
c. Prosedur Permintaan Uang untuk Kegiatan Tema/Non Tema
d. Contoh Form Permintaan Uang Tunai


NB : Untuk Temuan Hasil Observasi tidak dilampirkan di dalam blog ini karena temuan tersebut berbentuk hardcopy sehingga hanya dilampirkan pada makalah tertulis.

Sunday, March 28, 2010

Resume Perkuliahan - Manajemen Keuangan 4

Studi kelayakan atau Feasibility Study adalah sebuah penilaian yang komprehensif terhadap kelayakan suatu usaha. Dalam penilaiannya, aspek-aspek yang dikaji adalah aspek fungsi manajemen dan aspek lingkungan eksternal. Selain itu, penilaian study kelayakan melibatkan metodologi ilmiah yang berkaitan dengan prosedur, pengambilan keputusan, validitas data, dan landasan teoritis.  

Agar suatu usaha dikatakan layak, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun usaha. Pertama adalah dari segi fisik atau tampilan. Hal ini tidak berbicara mengenai lokasi saja tetapi juga dari setting gedung harus memiliki nilai dan filosofi tersendiri yang membentuk identitas perusahaan tersebut. Selain itu kita juga harus memerhatikan dari segi marketing atau pemasarannya. Mulai dari segmentasi pasar, targetting dan juga positioning. Konsep marketing adalah sales atau penjualan. Salah satu strategi marketing adalah social marketing atau pemasaran yang bertujuan untuk kepedulian sosial.

Kembali pada studi kelayakan, fungsi dari studi kelayakan adalah untuk planning (merencanakan), forecasting (peramalan), information (informasi), evaluation (evaluasi) dan research (penelitian). 

Pihak-pihak yang memanfaatkan studi kelayakan antara lain adalah investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Melalui hasil studi kelayakan, maka investor dapat menilai apakah perusahaan tersebut profitable atau tidak. Lalu juga bagi kreditor. Studi kelayakan berguna sebagai bahan pertimbangan kreditor apakah perusahaan tersebut layak mendapatkan pinjaman atau tidak. Lalu untuk Manajemen Perusahaan itu sendiri dalam mengevaluasi perusahaan tersebut. Dan juga untuk masyarakat dan pemerintah sebagai pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung akan dipengaruhi dan mempengaruhi kelangsungan perusahaan tersebut.

Resume Perkuliahan - Manajemen Keuangan 2

Di dalam dunia bisnis, terdapat 3 jenis bisnis atau usaha. Pertama adalah service bussiness, trade bussiness, dan manufacture bussiness. Service bussiness atau bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan produk saat akan menyerahkan produk itu pada konsumen, dengan kata lain, bisnis ini menjual jasa, bukan produk riil. Sedangkan trade bussiness atau bisnis perdagangan adalah bisnis menjual produk. Dalam trade bussiness, terdapat rumus dasar dalam menentukan harga jual suatu produk, yaitu
                                                HJ = UC + PM
·         HJ adalah harga jual
·         UC adalah unit cost
·         PM adalah profit margin
Sedangkan manufacture bussiness atau bisnis industri adalah bisnis mengolah bahan mentah (raw material) menjadi barang jadi. Dalam memproduksi suatu barang, bisnis ini mengenal 3 biaya, yaitu Raw Material Cost. Biasanya biaya ini merupakan jumlah yang besar dibandingkan dengan biaya bahan lain. Yang kedua adalah Biaya Tenaga Kerja Langsung. Dan yang ketiga adalah Biaya Overhead (atau biaya lain-lain). Terkadang, dalam bisnis ini terdapat biaya bahan pembantu.
Selain dibedakan menurut jenisnya, bisnis juga dibedakan menurut badan usahanya. Di Indonesia, badan usaha yang diakui antara lain : private bussiness atau bisnis pribadi, yang kedua adalah Firma, kemudian CV atau dalam istilah Indonesia dikenal sebagai perseroan komanditer, lalu ada PT atau Perseroan Terbatas, lalu ada Perusahaan Umum yang merupakan milik Pemda dan bersifat non-profit , lalu ada BHMN (Badan Usaha Milik Negara), kemudian BHP dan yang terakhir adalah kooperasi.
Sedangkan menurut pemiliknya, bisnis dibagi menjadi bisnis milik masyarakat atau publik, bisnis pemerintah pusat seperti BUMN, bisnis milik pemerintah daerah seperti BUMD dan bisnis campuran dimana pemilik bisnis lebih dari satu pihak.
      Dalam mengelola suatu bisnis, penting untuk memahami untuk membuat suatu laporan keuangan. Di dalam laporan keuangan mengenal  3 laporan, yaitu Laporan Laba-Rugi atau Income Statement, Laporan Laba ditahan atau Perubahan Modal dan Laporan Neraca atau Balance Sheet.
      Sebelum menyusun sebuah laporan, seorang pelaku bisnis lebih dulu memahami alur transaksi keuangan. Transaksi keuangan adalah kejadian yang dilakukan oleh 2 pihak atau lebih yang mengakibatkan perubahan nilai pada dua akun atau lebih yang dapat diukur dengan uang. Setelah melakukan transaksi keuangan, maka harus dianalisis dahulu transaksi tersebut, apakah merupakan transaksi keuangan atau bukan, dilihat dari syarat sebuah transaksi keuangan. Setelah dianalisis, transaksi keuangan tersebut dimasukkan kedalam jurnal. Jurnal merupakan catatan dari transaksi keuangan yang menginformasikan pengaruh transaksi keuangan terhadap akun. Setelah dicatat dalam jurnal, jurnal tersebut diposting atau dipindahkan ke dalam Buku Besar. Setelah dipindahkan ke dalam Buku Besar, maka keselurahannya baru dibuat menjadi sebuah Neraca Saldo yang akan menginformasikan mengenai saldo akhir perusahaan tersebut.

Thursday, March 11, 2010

Resume Perkuliahan - Manajemen Keuangan 1

Dalam pertemuan pertama kali ini, Manajemen Keuangan membahas mengenai konsep dasar akuntansi dan beberapa dasar manajemen.

Tugas utama seorang manajer keuangan dibagi menjadi 3 hal, yaitu; Mencari dana, Mengalokasikan dana berbasis anggaran dan Membuat skala prioritas.

Dalam mencari dana, seorang manajer keuangan harus mengenali sumber-sumber dana yang ada. Sumber dana terbagi menjadi 3, yaitu; dari modal pemilik, pinjaman dan uang hasil investasi.

Jika seorang manajer keuangan mengambil dana yang berasal dari pinjaman, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seorang manajer keuangan harus melakukan analisis mengenai kekuatan pengembalian pinjaman dan analisis pasar keuangan, seperti berapa tingkat suku bunga pinjaman, sistem bunga pinjaman, tingkat inflasi dan lain-lain agar suatu perusahaan tidak terlilit hutang yang besar.

Sedangkan pengeluaran terbagi menjadi 2 pos, yaitu pos dana operasional, dimana pos keuangan ini adalah untuk pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya untuk melancarkan kegiatan operasional suatu perusahaan dan yang kedua adalah pos dana investasi, dimana dana ini dikeluarkan khusus untuk berinvestasi di tempat lain sepertu untuk membuat gedung atau diputar di tempat lain sebagai investasi perusahaan.

Dalam penyusunan anggaran, seorang manajer keuangan harus memerhatikan unit cost, BEP, harga jual, dan lain-lain. Harga jual dari suatu produk diusahakan tidak terlalu rendah karena akan mengurangi rasa percaya masyarakat dan juga jangan terlalu tinggi, harus disesuaikan dengan daya beli masyarakatnya.

Di dalam dunia bisnis, terdapat konsep 'Bussiness Entity' yaitu pemisahan pencatatan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis/perusahaan.

Konsep dasar akuntansi

Aktiva
Aktiva terbagi menjadi 3, yaitu Current Asset (contoh : uang, barang)
Fixed Asset (contoh : tanah, bangunan)
Intangible Fixed Asset (contoh : izin perusahaan)

Hutang
Terbagi menjadi 2, yaitu; Hutang Lancar (Current Liabillities) seperti hutang gaji
Hutang Jangka Panjang (Long-term Liabillities) yaitu hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari 1 tahun.

Capital
Capital atau modal bertambah jika ada profit dan berkurang jika ada rugi.

Monday, January 18, 2010

My Biography - Part II


Wina vs Ari
Salah satu hobi saya saat di rumah adalah berkelahi dengan Ari. Satu-satunya rival di dalam rumah. Saya sering sekali bertengkar dengan Ari. Mulai dari perang kata-kata, hingga perang beneran.

Saya ingat, ketika saya sudah memasuki kelas 4 SD, saya pernah saling lempar barang dengan Ari. Dia melempar piring plastik ke arah saya dan saya balas melempar tempat sampah ke arahnya. Alhasil, rumah pun berantakan dan asisten rumah tangga saya lah yang kerepotan.

Suatu saat, saya dan Ari memelihara ikan cupang. Kami membeli ikan-ikan cupang itu di pasar ketika kami ikut asisten rumah tangga kami belanja. Saya memilih ikan cupang dengan ekor panjang yang berwarna merah. Sedangkan Ari memilih yang berwarna biru. Sesampainya di rumah, Mbak Yani menempatkan ikan cupang kami masing-masing ke dalam dua toples kaca.

Kami pun saling merawat ikan kami masing-masing. Untuk makanannya, kami memberikan nasi untuk ikan itu. Belakangan, kami baru tahu, itulah yang membuat ikan cupang kami cepat mati.

Ikan cupang dikenal suka bertarung kalau dihadapkan satu sama lain. Maka, kami pun mendekatkan toples kaca kami sehingga ikan cupang kami bisa saling melihat. Begitu toples kaca kami didekatkan, ikan cupang kami langsung membenturkan kepala mereka ke toples kaca.

Maksud ikan cupang itu sih, mau bertarung satu sama lain. Tapi tidak bisa karena terbentur kaca toples. Kami berdua pun senang melihat adegan itu. Ikan-ikan cupang kami saling membenturkan kepala mereka ke kaca.

Lalu, pikiran jahat saya bekerja. Saya pun mengeluarkan ikan cupang saya dari toplesnya dan mencampurkannya di dalam toples kaca Ari, sehingga kedua ikan cupang tersebut bisa bertarung dengan bebas.

Dan benar saja, ketika saya meletakkan ikan cupang merah saya, ikan cupang biru Ari langsung menyerbu ikan saya. Mereka saling bertempur satu sama lain. Saya dan Ari pun semakin senang melihatnya. Kami saling menyemangati ikan kami masing-masing.

Tetapi, kemudian salah satu ikan kami berdarah. Kami tidak tahu ikan mana yang berdarah, ikan mana yang menyerang. Kami pun mulai saling menyalahkan. Saya menyalahkan ikan Ari, begitu juga Ari. Saya langsung mengeluarkan ikan saya dari dalam toples. Saya kembalikan ikan saya ke dalam toples saya. Ternyata ikan saya tidak berdarah.

Yang berdarah ternyata ikannya Ari. Ari pun jadi marah. Dia menyalahkan saya. Saya tidak mau disalahkan. Saya bilang pada Ari, ikannya jelek sehingga mudah berdarah sedangkan ikan saya kuat.

Kami pun berkelahi. Saling memukul, menendang, mencakar, menjambak dan meludahi. Parah deh pokoknya. Mbak Yani berusaha meleraikan kami. Saya dikunci di dalam kamar saya. Ari juga dikunci di dalam kamarnya. Saya menangis kencang karena Ari menjambak saya dengan keras. Untung saya berhasil mencakar dan meludahi Ari dengan sempurna. Dia pasti kesakitan.

Malamnya, ketika Papa dan Mama sudah pulang, Mbak Yani mengadukan pada Mama dan Papa tentang kejadian perang ikan itu. Papa pun marah. Kami dilarang membeli ikan cupang lagi. Ikan cupang kami pun dibuang oleh Papa.

Saya dan Ari pun kembali menangis. Karena sudah malam, kami kembali dikunci di kamar. Tetapi, kami dikunci di dalam satu kamar, di kamar tamu.

Keputusan yang salah. Karena di kamar itu kami meneruskan perang yang tadi siang sempat tertunda. Kami kembali menyerang sambil menangis dan saling menyalahkan. Akhirnya Papa pun mengunci kami di kamar kami masing-masing.

Yah, itu tadi sedikit cerita tentang permusuhan saya dengan kakak saya. Sampai sekarang pun, saya masih belum bisa akur dengan kakak saya. Walaupun kami tidak pernah lagi perang fisik seperti dulu, tetapi kami jadi perang dingin selama di rumah.

Saya sering iri sebenarnya melihat teman-teman saya yang mempunyai kakak yang sayang pada mereka. Kakak cowok teman-teman saya mau mengantar adiknya, membantu mereka. Dan teman-teman cowok saya yang punya adik perempuan juga sayang pada adiknya. Yahh, tapi mau diapain lagi. Saya juga suka geli sendiri membayangkan saya dan kakak saya bisa akur. Yahh, saat itu akan datang suatu saat.
Masa-masa TK
Waktu saya kecil, saya termasuk anak yang aktif dan cerdas. Saya termasuk anak yang cepat belajar. Ketika saya TK, yaitu di TK Tugu Ibu, Depok, saya merupakan salah satu dari kira-kira 15 anak di kelas saya yang sudah bisa membaca. Waktu itu yang sudah bisa membaca hanya saya dan satu anak cowok lainnya.

Dan saya sudah bisa membedakan warna merah dengan warna kuning. Untuk ukuran anak TK, hal itu hebat lho.

Saya juga jagoan cilik ketika TK. Saya adalah Wina sang Pembela Kebenaran dan Keadilan. Teman-teman cewek saya selalu mengadu pada saya kalau mereka diganggu oleh anak-anak cowok. Maka, saya pun akan berkelahi dengan anak-anak cowok itu. Tidak peduli saya kalah atau menang. Yang penting saya berantem dan terlihat keren.

Waktu TK pun, saya cewek satu-satunya yang bisa naik turun tangga melingkar. Kebanyakan anak-anak cewek di TK saya sudah menyerah ketika menaiki tangga melingkar.

Saya juga sering dipilih untuk menjadi Pemimpin Upacara ketika TK. Wah, pokoknya saya hebat deh waktu TK.

Saya juga punya cerita cinta saya yang pertama ketika di TK saya. Haha, saya jadi malu.

Ketika TK, saya menyukai teman sekelas saya yang bernama Maiko. Dia adalah si anak yang sudah bisa membaca di kelas, selain saya. Anak paling pintar di kelas. Dia keturunan Jepang.

Saya baru menyadari fakta bahwa ternyata dari dulu saya mempunyai ketertarikan pada cowok-cowok keturunan Jepang. Yang agak-agak sipit matanya. Hahha, jadi malu.
Dan ternyata saya juga menyukai cowok-cowok yang cerdas. Cowok-cowok yang multitalented dan pintar. Punya keahlian yang banyak.

Kembali ke cerita tentang Maiko. Saya, sebagai jagoan kelas, bercerita dengan lantang pada teman-teman saya bahwa saya menyukai Maiko.

Teman-teman saya pun jadi sering menggoda saya ketika ada Maiko. Anehnya, saya semakin pede untuk mendekati Maiko.

Yang lebih aibnya lagi, ketika sedang  waktu istirahat, saya melihat Maiko sedang bermain bola. Ketika ia sedang duduk untuk istirahat, teman-teman saya menyuruh saya untuk mencium Maiko. Saya pun didorong-dorong untuk mendekati Maiko. Saya pun kemudian mencium pipi Maiko sekilas.

Ya Tuhaaann, memalukan banget.

Setelah itu, saya lari ke arah teman-teman saya dengan tertawa senang. Bisa dibayangkan lah..

Setelah kejadian itu, teman-teman saya jadi semakin senang menggoda saya dengan Maiko. Anehnya, Maiko diam saja. Tidak marah ataupun senang. Saya kan jadi bingung. Karena Maiko diam saja selama digoda, teman-teman jadi semakin dikit dan jarang menggoda kami.

Sampai akhirnya kami lulus TK, saya masih menyukai Maiko. Tapi Maiko bertahan dengan sikap cueknya. Gemes deh..

Saat saya masuk SD, Maiko pindah sekolah. Sekaligus pindah rumah. Padahal, tadinya rumah kami cukup dekat. Asisten rumah tangga kami juga saling kenal. Tapi dia pindah rumah. Saya tidak mengetahui kenapa dia pindah. Saya sedih dia tidak melanjutkan SD di SD Tugu Ibu seperti saya.

Saya jadi bertanya-tanya, alasan dia pindah rumah tidak mungkin ada hubungannya dengan sikap saya yang terlalu ekstrem itu kan?
Wina masuk SD
Saya melanjutkan SD di yayasan yang sama dengan TK saya, yaitu di SD Tugu Ibu. Letak SD dan TK Tugu Ibu berdekatan. Jadi, sejak TK, saya sudah mengenal bangunan SD saya sehingga saya tidak merasa asing dengan SD saya.

Saya ditempatkan di kelas 1-F ketika kelas 1 SD, kelas yang menurut orang-orang adalah kelas anak-anak pintar. Memori SD saya kurang begitu banyak yang saya ingat.

Saya ingat, ketika saya masih kelas 1 SD, ada teman sekelas saya yang meninggal karena demam berdarah. Nama nya Zaki. Anaknya gendut. Baik sekali anaknya. Saya sering meminjam penggaris sama dia.

Ketika berita bahwa Zaki sudah meninggal, teman-teman sekelas menangis. Wali kelas kami pun menyuruh kami  untuk membawa uang bela sungkawa esok harinya.

Saya, sebagai mantan jagoan cilik, berkata dengan lantang di depan kelas bahwa Zaki belum meninggal. Dia hanya lagi sakit. Dan kita disuruh mengumpulkan uang untuk Zaki biar bisa makan sayur-sayuran biar dia sehat lagi. Sebagian besar teman-teman sekelas percaya akan hal itu. Sehingga mereka berhenti menangis.

Wali kelas kami, Ibu Surti hanya tersenyum melihat tingkah saya. Saat saya mengingat hal ini, saya tersenyum sendiri, betapa naifnya saya.

Ada suatu kejadian yang saya ingat ketika saya di kelas 2 SD. Saat itu, di SD saya sedang populer permainan Tutup Pintu. Jadi, setiap istirahat, beberapa teman-teman cowok yang berbadan besar ada di luar kelas. Sedangakan sisanya, termasuk anak-anak ceweknya, ada di dalam kelas. Anak-anak yang ada di dalam kelas menutup pintu dari dalam dan menahannya bersama-sama agar anak-anak yang diluar tidak bisa masuk. Anak-anak yang diluar berusaha mendobrak pintu dengan tenaga mereka. Kami yang di dalam berusaha menahan pintu sekuat mungkin. Anak-anak yang diluar benar-benar anak-anak yang kuat. Sehingga, seringkali mereka berhasil mendobrak pintu. Kalau anak-anak yang diluar sudah berhasil mendobrak pintu, kami, anak-anak yang di dalam kelas akan tukar posisi. Sekarang kami berada di luar kelas berusaha mendobrak pintu. Begitu seterusnya hingga waktu istirahat selesai.

Wali kelas kami, Ibu Nur, sangat tidak senang dengan permainan kami yang satu itu. Karena selain berisik, karena kami sangat senang berteriak-teriak ketika bermain itu, permainan itu juga bisa mengakibatkan anak-anak yang di dalam kelas terluka ketika pintu berhasil didobrak.

Maka, sebagai hukuman, wali kelas kami menyuruh kami sekelas untuk menulis di buku tulils kami denga kata-kata ‘Saya berjanji tidak akan bermain permainan Tutup Pintu lagi karena itu berbahaya’ sebanyak 50 kali dengan tulisan sambung. Hukuman yang cukup berat untuk anak 2 SD.
           
Kelas 3 SD, saya tidak menyimpan memori banyak di masa itu. Yang saya ingat, saya mulai mempelajari IPA dan IPS di kelas itu. Dan dari situ saya menyimpan rasa tidak suka pada pelajaran IPA, terutama Fisika. Aduh, saya inget banget saya tidak bisa membedakan gelombang longitudinal dengan gelombang apa tuh yang satu lagi..gelombang.. gelombang itu lah.

Tapi saya suka Sejarah. Saya suka membayangkan masa-masa kerajaan di Indonesia. Yah, sedikit yang saya bisa ceritakan mengenai kelas 3 saya.

Ohh, saya ingat. Waktu kelas 3 SD, saya pindah rumah. Tadinya rumah saya di Griya Pendawa, sebuah komplek perumahan yang sederhana dan asri. Saya akrab dengan semua anak kecil di sekitar komplek karena kebanyakan dari mereka satu sekolah dengan saya.

Saya pindah ke komplek perumahan, yang katanya sih komplek elit, namanya Pesona Khayangan. Saya suka rumah baru saya. Tetapi disini temannya sedikit. Antar tetangga tidak terlalu saling mengenal. Waktu saya kecil, teman main saya hanya Yolanda, anak sebelah rumah, yang usianya 3 tahun lebih tua daripada saya.

Di kelas 4 SD merupakan masa gemilang buat saya. Tiga caturwulan berturut-turut saya menjadi juara kelas. Sehingga saya menyabet piala Juara Umum saat kelas 4. Berkat prestasi saya ini, saya masuk ke kelas unggulan di kelas 5. Tapi itu cerita lain, saya ingin menceritakan kisah di kelas 4 SD saya.
           
Di kelas 4 SD, kami mulai mempelajari Bahasa Inggris. Saya spontan langsung menjadikan pelajaran ini sebagai mata pelajaran favorit. Selain gurunya enak mengajar, saya suka Bahasa Inggris. Membuat saya tambah keren kalau berbicara Bahasa Inggris. Hehe..

Saya selalu mendapatkan nilai tertinggi di mata pelajaran ini. Membuat saya diperhatikan Miss Tia, guru Bahasa Inggris. Weeh, bangga deh pokoknya. Hehe..

Saya punya cerita cinta lagi di kelas 4. Saya menyukai teman sekelas saya, namanya Brian. Dia bukan keturunan Jepang. Anaknya gembul. Ranking 2 di kelas, anak cerdas. Hehe. Dan tanggal lahirnya sama dengan saya. Sebagai anak yang terlalu  banyak nonton sinetron Cinta (itu tuh, sinetronnya Dessi Ratnasari sama Primus Yustisio), saya menghayalkan bahwa dia dan saya ditakdirkan bersama.

Maka dimulailah kegilaan saya untuk selalu mendekati Brian. Sayangnya, ada teman sekelas saya dan teman dari kelas tetangga yang juga menyukai Brian. Namanya juga anak SD, kita bertiga dengan bodohnya membuat sebuah kuis berhadiah. Kita bertiga saling menyombongkan diri tentang siapa yang paling berhak jadi pacarnya Brian. Pertama kita bertiga melihat siapa yang paling pintar (ehm, saya yang menang). Lalu kedua, kita melihat siapa paling cantik (oke, ini saya kalah total. Kulit saya masih gelap belum dapet pencerahan kala itu). Lalu yang terakhir, siapa yang paling banyak penggemarnya. Untuk kuis terakhir, kita bertiga membuat polling di kelas saya, siapa yang paling banyak mendukung kita. Disini saya kalah tipis dengan saingan sekelas saya, Natasya. Dia didukung 21 siswa, saya didukung 17 siswa dan saingan saya satu lagi, Saskia, hanya didukung 2 siswa. Diskriminasi kelas deh biasa.. hehe.

Dari hasil kuis, pemenangnya adalah Natasya. Hadiahnya sebenarnya adalah hak menjadi pacar Brian. Tapi eh tapi.. Brian nya sudah kabur duluan saat tahu kuis itu untuk memperebutkan dia. Sampai waktu istirahat selesai, dia tidak berani kembali ke kelas. Malangnya nasibmu nak..

Kalau saya ingat-ingat, saya malu banget inget-ingetnya. Agresif banget sih saya..haduhhaduh..

Oh ya, apa saya sudah bilang, Brian yang saya maksud adalah Brian Arista? Yep, Brian Arista dari kelas X-1, anak murid Ibu sendiri. Hehe, jangan pingsan ya Bu baca cerita saya.. Saya emang malu-maluin..

Oke, lanjut ke kelas 5 SD. Saya masuk ke dalam jajaran anak-anak pintar di sekolah, Saya masuk kelas unggulan, 5-E. Waaw, saya bangga dong tentunya masuk kelas ini. Dan ajaibnya, saya juga terpilih menjadi Ketua Kelas untuk kelas ini.

Tapi saya gugup sekali waktu itu. Sampai-sampai saya tidak tahu harus berkata apa saat menyiapkan kelas. Gugupnya bukan main..

Di kelas 5 dan 6, saya terus bertahan di kelas unggulan. Saya dilatih setiap hari untuk mengerjakan 10 soal ujian dari Buku Pintar. Begitu terus sampai saya menghadapi Ebtanas. Beda deh suasananya di kelas unggulan.

Di kelas lain, anak-anak masih bisa bermain saat istirahat. Di kelas unggulan, kami hanya sempat bercanda di dalam kelas. Tidak sempat keluar karena sudah banyak tumpukan soal yang harus dikerjakan. Kelas unggulan bener-bener bikin otak saya panas.

Karena itu saya memutuskan untuk memberi kelonggaran pada otak saya untuk tidak bekerja terlalu keras saat masuk SMP.

My Biography - Part I


"Saat saya merapikan file-file di komputer, saya menemukan file ini. Sebuah tugas untuk membuat biografi diri kita saat saya di SMA. Ketika saya baca ulang, saya ketawa-ketawa melihat isinya. Ya ampun, lucu banget. ternyata saya bisa menulis seperti ini. 


Untuk membagi keceriaan saya, saya post tulisan saya ini. Karena tulisannya banyak, saya bagi ke dalam beberapa part. Ini adalah part pertama nya,
Enjoy everyone.. x)"




The Beginning..

Pada tanggal 22 Oktober 1990, di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, seorang bayi perempuan dilahirkan ke dunia ini dari rahim seorang ibu bernama Retno Rukmini. Bayi perempuan itu merupakan anak kedua dari pasangan Johansyah S. Arifin dan Retno Rukmini.

Namanya disesuaikan dengan urutannya sebagai anak kedua dalam keluarga, Dwina Arini Fikrianti. Dwina dirangkai dari kata ‘dwi’ yang berarti dua, dan ada kata tambahan ‘na’ yang sampai sekarang masih dipertanyakan artinya. Sedangkan Arini juga rangkaian kata. ‘ari’ adalah nama kakak si bayi perempuan, ‘ni’ hanyalah kata tambahan agar nama itu menjadi menarik. Sedangkan Fikrianti mempunyai arti ‘berpikir’ dan lagi-lagi kata ‘anti’ hanya merupakan pelengkap nama saja. Bayi perempuan itu adalah saya. Ya, saya.

Ketika saya mendapatkan tugas untuk membuat biografi saya sendiri, jujur saya bingung memulai darimana. Untuk langkah yang baik, saya memutuskan untuk menceritakan apa yang saya tahu dulu.

Maka inilah hal-hal tentang diri saya yang saya ketahui.

Sejak dilahirkan, saya mempunyai keunikan tersendiri dari saudara-saudara saya yang lain. Saya mempunyai kulit yang lebih berwarna dibandingkan dengan kakak saya yang ketika saya lahir baru berumur satu tahun.

Lebih tepatnya, kulit saya lebih gelap dibandingkan kulit kakak saya yang cenderung agak transparan, yah, tidak transparan juga sih. Saya hanya terlalu iri untuk menuliskan kulit kakak saya putih bersih.

Tapi ini fakta. Saya anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, tapi kulit saya hitam, yah, bukan hitam legam juga, coklat gelap, begitu saya suka menyebut kulit saya sewaktu kecil.

Jika dibandingkan dengan kakak atau adik-adik saya, yang kulitnya putih bersih dan merata sampai ke bagian dalam, saya adalah kebalikannya. Kulit coklat gelap saya sangat merata sampai ke bagian dalam. Oke, itu terlalu mengekspos diri saya. Sudah cukup pembahasan tentang kulit saya.

Kata Mama, ketika hamil saya, Mama jarang minum air kelapa muda yang katanya berkhasiat membuat kulit bayi menjadi putih bersih, sedangkan ketika hamil Ari, kakak saya, Mama selalu meminumnya setiap hari. Mungkin itulah yang membuat mengapa kulit saya menjadi agak coklat.

Oke, coklat gelap.

Tetapi ada faktor lain juga yang mungkin menjadi salah satu penyebab perbedaan warna kulit saya dengan saudara-saudara saya yang lain, yaitu faktor keturunan. Mama saya suatu kali menunjukkan foto beliau ketika masih kecil seumuran saya.

Saat itu saya sudah mencapai puncak frustasi saya tentang kulit saya yang agak coklat (baca:coklat gelap).

Ketika Mama menunjukkan selembar foto keluarga besarnya, mata saya menangkap ada gambar diri saya dalam foto itu. Anak perempuan dengan rambut sebahu, tubuh agak gemuk, dan dengan kulit coklat sawo matang.

Walaupun saya masih kecil, saya sudah bisa berpikir cerdas, “Kok saya bisa ada di foto ini? Kapan saya difoto sama orang-orang ini?” (hehe)

Saya pun heran. Lalu Mama saya menjelaskan, bahwa waktu kecil pun Mama berkulit coklat. Tetapi dengan sendirinya, ketika beranjak dewasa, kulitnya berubah putih. Didukung dengan Mama yang rajin merawat kulit.

Maka saya pun menjadi optimis bahwa saya juga bisa menjadi putih. Maklum, saat itu iklan-iklan di TV sudah semarak menyajikan potret wanita cantik masa kini adalah yang berkulit putih, rambut panjang dan lurus, badan ramping.
Sejak itu, saya terobsesi untuk menjadi putih. Nggak terobsesi banget sih. Yah, masih dalam batas kewajaran lah. Setidaknya selama saya hidup, alhamdulillah belum pernah operasi plastik supaya putih.

Mama juga bercerita bahwa ketika saya lahir, saya merupakan anak yang subur. Berat saya 49 gram ketika lahir. Seiring pertumbuhan saya, berat saya pun bertambah.

Tapi menurut orang-orang, saya gendut banget. Pokoknya saya kebalikan dari kakak saya banget. Kakak saya kecil, putih, bersih. Saya gendut, item, yahh, tidak usah dilanjutkan lah. Sehingga banyak orang yang bilang kalau saya seharusnya jadi anak cowok, sedangkan Ari jadi anak cewek. Karena Ari putih sekali.

Saya agak tersinggung juga sih saat mendengarnya. Untung Mama selalu membesarkan hati saya. Tapi tetap saja, Mama dan Papa punya panggilan khusus untuk saya, yaitu ‘dutkeredut’. Hal ini disebabkan oleh saya yang suka berguman sendiri ‘dutkeredut, dutkeredut’ dan bodohnya, gumaman saya itu pas sekali dengan porsi badan saya yang ‘ndut, sehingga Papa mengabadikan gumaman saya menjadi nama panggilan saya di rumah. 

Oh iya, satu hal lagi, Mama juga sering bilang, waktu saya kecil, kalau berjalan, saya tidak bisa merapatkan tangan di kedua sisi badan saya karena saking gendutnya saya, sehingga tangan saya selalu berayun ketika saya jalan. Ya ampun...

Tetap saja, kulit saya lah yang paling membuat saya frustasi. Badan saya gendut tidak terlalu masalah bagi saya, karena anak kecil yang gendut justru lucu, walaupun waktu kecil saya tidak menyadari fakta ini. Tapi kulit saya ini lho, saya merasa minder kalau berhadapan dengan sepupu-sepupu saya. Saya yang paling dekil, paling...ughh!

Bisa dilihat buktinya pada foto-foto yang ada.

Wina vs tidur siang 
           
Masa-masa sebelum masuk sekolah, saya sangat suka bermain di luar rumah. Saya suka main sepeda, main lari-larian. Yah, layaknya anak kecil yang normal. Saya paling tidak suka kalau disuruh tidur siang.

Mama dan Papa bekerja sampai malam. Jadi yang mengurus saya dan kakak saya adalah asisten rumah tangga saya waktu itu, Mbak Yati. Saya lebih mengenal Mbak Yati daripada Mama saya sendiri. Sehingga orang-orang suka meledek saya, bahwa saya ini anaknya Mbak Yati. Didukung dengan kulit saya yang.. yang itulah.

Kembali ke memori masa kecil saya. Saya paling bandel kalau disuruh tidur siang, saya pasti menemukan saja alasan saya untuk tidak tidur siang. Harus minum dulu, pipis dulu, makan dulu, beresin mainan dulu, atau menyiram tanaman dulu. Segudang alasan saya buat untuk menghindar dari tidur siang. Tetapi pada akhirnya, pasti saya tidur siang juga. Kalah perang.

Pernah suatu kali, Mama mau pergi keluar. Saya tidak mau Mama pergi, karena saya jarang bersama Mama pada siang hari. Kebetulan, hari itu hari libur nasional, sehingga Mama tidak bekerja. Saya tidak ingat Papa kemana.

Yang saya ingat, saya menangis meraung-raung ketika Mama sedang bersiap-siap mau pergi. Mama pun tidak jadi pergi. Kemudian saya disuruh tidur siang oleh Mama. Saya pun tidur siang, di nina-bobo-kan oleh Mama. Saya pun tertidur. Ketika saya baru mulai terlelap, Mama pergi. Tapi, saya adalah anak yang hebat. Ketika Mama sedang membuka pintu kamar saya, saya langsung terbangun lagi dan langsung menangis lagi ketika mengetahui Mama akan pergi. Saya pun ditidurkan lagi oleh Mama. Ketika saya sudah tidur lagi, Mama pun pergi. Tetapi saya terbangun lagi ketika saya dengar Mama membuka pintu pagar. Saya bisa mendengar pintu pagar yang dibuka dari kamar saya.

Kenapa saya ingat akan hal ini? Saya juga tidak tahu.
Saya mengingat jelas sekali memori ini. Saat saya menuliskan hal ini, seakan saya kembali pada masa itu.

Ketika saya menangis meraung-raung saat saya melihat Mama dandan mau pergi, ketika saya mendengar pintu pagar dibuka dan saya pun keluar kamar untuk mencegah Mama keluar rumah.

Bahkan saya pun ingat suara pintu pagar yang dibuka itu. Saya juga ingat suara kesal Mama ketika melihat saya bangun lagi.

Akhirnya Mama kembali menidurkan saya. Tetapi kali ini, Mama mengunci pintu kamar saya dari luar. Sehingga saya, yang kemudian terbangun lagi, hanya bisa melihat Mama saya pergi dari jendela kamar saya yang menghadap ke jalan dan menangis keras dan lama.

Saya pun akhirnya tertidur karena kecapekan menangis.

Wina si penyayang binatang

Saya ingat, waktu kecil, saya ini termasuk penyayang binatang. Saya suka memelihara ikan. Saya suka bermain dengan berbagai binatang, seperti kucing, anjing, burung, kelinci, banyak deh.

Tetapi karena saya punya penyakit asma, saya tidak diperbolehkan oleh Mama untuk dekat-dekat binatang berbulu. Sehingga, sampai sekarang, saya takut sama binatang, terutama kucing dan anak ayam.

Kenapa saya takut sama kucing? Tadinya, saya penggemar kucing, saya ingin memelihara kucing. Tapi tidak dibolehkan oleh Mama. Dan ketika saya sedang bermain dengan kucing liar di depan rumah, kucing itu mencakar saya. Tangan saya tergores panjang akibat cakaran kucing kampung itu.

Sejak itu, saya tidak suka dengan kucing, takut dekat-dekat dengan kucing. Mama juga menjauhkan saya dengan kucing sejak itu.
Saya juga takut dengan anak ayam. Karena pada waktu saya berumur 6 tahun, saya dan Ari membeli seekor anak ayam untuk dipelihara. Ketika di rumah, saya dan Ari membuat kandang untuk anak ayam itu dari kardus.

Anak ayam pun bahagia dengan rumah barunya. Anak ayam itu berciap-ciap terus sepanjang hari. Saya selalu rajin memberi makan anak ayam itu.

Tetapi suatu hari, ketika saya baru pulang sekolah, suara ciap-ciap anak ayam itu tidak ada.

Saya pun bertanya pada Mbak Yani, asisten rumah tangga saya ketika itu (Mbak Yati sudah berhenti bekerja karena sudah menikah), dimana anak ayam saya. Mbak Yani juga baru sadar suara anak ayam hilang. Maka, saya, Ari dan Mbak Yani mencari-cari anak ayam itu.

Saya mencari di sekitar taman rumah saya. Ketika saya berjalan di tengah-tengah bunga-bunga taman, saya melihat anak ayam itu. Tetapi kondisinya tragis sekali. Saya tidak sanggup menulisnya, sekarang pun tangan saya gemetar mengingat kejadian waktu itu.

Ternyata anak ayam itu keluar dari kandangnya. Dan kemudian ia tertangkap oleh kucing liar yang lapar. Ketika saya menemukannya, saya menemukan anak ayam itu sedang bersama kucing liar itu.

Saya pun langsung tahu kucing itu lah yang membunuh anak ayam saya. Anak ayam saya sudah mati. Kucing liar itu yang membunuhnya. Saya langsung teriak begitu melihat anak ayam itu. Mbak Yani pun langsung meghampiri saya. Saya benci sekali melihat kucing itu. Saya lempar penyiram tanaman yang ada di dekat saya waktu itu ke arah kucing liar itu. Kucing itu pun lari.

Anak ayam saya ditinggal. Saya pun menangis.

Tapi saya tidak berani mendekat untuk mengambil anak ayam itu. Ari pun ikut menangis ketika melihat anak ayam itu. Kami berdua tidak berani mendekati anak ayam yang sudah mati itu. Mbak Yani pun mengambil anak ayam itu dengan bantuan sekop tanaman. Dibantu oleh tetangga kami, Papa Adit, begitu saya memanggil om tetangga sebelah rumah kami, anak ayam itu dikubur.

Saya pun menangis terus hari itu. Bu De dan kakak sepupu saya datang ke rumah hari itu. Kebetulan rumah mereka memang dekat dengan rumah kami. Bu De saya menenangkan saya dan Ari yang tidak berhenti menangis. Kakak sepupu saya, yang berbeda umur tiga tahun dengan saya, hanya menonton kami menangis.

Saya dan Ari pun tertidur setelah capek menangis. Inilah peristiwa yang membuat saya takut dengan anak ayam. Saya tidak berani lagi memelihara binatang, apalagi anak ayam. Saya juga jadi membenci kucing sejak itu. Khususnya kucing liar.

Saya tidak pernah menceritakan hal ini sebelumnya kepada siapapun. Selama ini, teman-teman saya hanya tahu saya tidak suka dengan kucing karena faktor penyakit asma saya. Saya sendiri pun baru mengingat hal ini ketika saya melihat anak ayam tadi pagi.

Thursday, January 7, 2010

Dream School of Mine - 'Lumiere College' Academy of Fashion


Lumiere College
Academy of Fashion


Latar Belakang
Industri mode di Indonesia belumlah semaju industri mode di negara-negara maju seperti Perancis, Italia dan Inggris maupun Jepang. Negara-negara tersebut sudah memiliki kemampuan untuk menciptakan trend mode terbaru di dunia mode. Industri mode di negara-negara tersebut sudah mampu membuat dunia menjadikan mode negara mereka menjadi ikon dan panutan dalam berbusana. Terlihat dari masyarakat Indonesia  yang budaya berpakaiannya meniru dari gaya berpakaian negara-negara Barat. Bisa dikatakan, kita belum bangga mempunyai batik sebagai ikon mode negara kita, karena bisa dilihat pada realita yang ada, bisa dihitung orang-orang yang menggunakan batik sebagai busana sehari-hari mereka.
Untuk memajukan industri mode kita, dan juga untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya kita, diperlukan orang-orang yang berbakat, kompeten dan profesional dalam bidang industri mode dan fashion. Tidak hanya sekedar perancang busana handal, tapi dibutuhkan orang yang berdedikasi tinggi dan memiliki kemauan untuk memajukan industri mode di Indonesia. Dari kurang-lebih 200 juta jiwa yang ada di Indonesia, pasti terdapat banyak sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi tersebut. Hanya masalah pengolahan dan tempat untuk mengasah kemampuan dan  kreatifitas mereka yang kurang ditangani dengan baik.
Berbicara mengenai wadah untuk mereka-mereka yang berbakat di bidang perancangan busana, tempat semacam itu masih langka ditemukan di Indonesia. Tempat yang dimaksud tidak hanya sekedar tempat untuk merancang busana dan menjahit baju, harus ada unsur pendidikan di dalamnya. Dibutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan mulai dari teori, etika, profesionalitas, hingga ke teknik pemasaran dari industri mode itu agar dihasilkan sumber daya manusia yang bisa memajukan industri mode negara Indonesia. Kebanyakan perancang handal kita lebih memilih untuk ‘mengabdi’ di negara lain yang dianggap lebih prestigius dibandingkan di negara sendiri. Karena itu, diperlukan sebuah terobosan baru, yaitu mengadakan sebuah sekolah tinggi jurusan fashion design yang  mengajarkan siswanya untuk mengembangkan industri mode dalam negeri dan lulusannya akan diserap oleh industri dalam negeri juga.

Kompetensi yang akan diraih
Di dalam Lumiere College, siswa dijamin akan memiliki keahlian sebagai berikut :
1.  Menjadi fashion designer yang profesional, kreatif dan kompeten.
2.  Mampu menciptakan trend mode terbaru
3.  Menjadi fashion designer yang bisa mengembangkan sekaligus melestarikan busana budaya Indonesia, khususnya busana batik.
4.  Menjadi fashion designer yang yang mampu memajukan industri mode di Indonesia.

Program Pendidikan
Dalam Lumiere College, bidang studi yang diajarkan adalah :
·        Teknologi tekstil: Untuk mengajarkan pada siswa bagaimana membedakan berbagai tipe tekstil, bagaimana memilih jenis tekstil tertentu untuk desain tertentu dan bagaimana cara merawat jenis-jenis tekstil.
·        Sejarah Seni dan Mode: Mempelajari mengenai  sejarah seni dan mode dan pengaruhnya terhadap perkembangan dunia mode sekarang ini.
·        CAD (Computer Aided Design): Mempelajari bagaimana membuat presentasi rancangan busana melalui komputer, membuat pola rancangan dengan software komputer dan bagaimana memodifikasi pola melalui komputer.
·        Visual Merchandising & Promosi: Mempelajari bagaimana mem-visualisasikan produk-produk merchandise yang dirancang siswa dan mempromosikan label fashion mereka dengan cara yang kreatif dan inovatif.
·        Batik / tie dye: Mempelajari bagaimana membuat pola batik dari berbagai jenis dan memberi kesempatan pada siswa untuk membuat sentuhan modern pada karya tradisional.
·        Model Vivant: Mempelajari teknik-teknik mendalam bagaimana menggambar sketsa rancangan yang baik dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari teknik menggambar melalui seni visual seperti lukisan atau patung.
Ada dua program pendidikan utama yang ditawarkan di Lumiere College, yaitu :
·         Program Diploma 3 tahun – Fashion Design and Pattern Drafting
Program ini menawarkan program pendidikan Fashion Design (Tata Busana) dan Pattern Drafting (Penyusunan Pola) selama 3 tahun dan akan mendapat gelar Diploma. Lebih lanjut, penjelasan mengenai program pendidikan ini dijelaskan di bawah ini;
            Tahun Pertama – Tahap persiapan
Para siswa diajarkan untuk menemukan dasar-dasar profesi dari dunia mode dan proses perancangan desain. Mereka akan lebih dikenalkan pada rancangan busana wanita dan busana pria.
Pada tahun pertama, murid Lumiere College akan diberikan kesempatan magang selama 3 minggu di industri mode yang ditunjuk. Dan ada program ‘Visit Factory’, yaitu murid Lumiere akan mengadakan field trip ke industri mode setempat untuk melihat langsung proses perancangan busana. Selain itu mereka mendapatkan proyek akhir tahun berupa membuat koleksi busana per kelompok yang akan ditampilkan pada Lumiere Fashion Expo pada acara akhir tahun.
Tahun Kedua – Tahap Kreasi Individu
            Dalam tahun kedua, murid Lumiere akan lebih fokus pada proyek individu yang memakan porsi pembelajaran lebih banyak. Di tahun ini, para siswa belajar bagaimana merancang pakaian dengan koleksi yang terstruktur, dan kemudian menyesuaikannya dengan realita di bidang mode. Mereka juga mempelajari berbagai sektor lain di bidang mode, yaitu busana rajutan dan pakaian olahraga.
            Murid pada tahun kedua juga memperdalam ilmu mengenai analisis trend dunia mode, belajar mengembangkan konsep rancangan busana, dan mempelajari tentang situasi nyata dunia mode dengan bekerja sama dengan profesional. Pada tahun kedua ini, murid-murid akan lebih fokus dalam mengembangkan koleksi busana pribadinya.
            Di tahun kedua ini, selain mendapatkan program seperti ‘Visit Factory’ dan proyek kelompok di Lumiere fashion Expo, murid Lumiere akan mendapatkan workshop mengenai bidang studi tertentu dari ahlinya langsung. Selain itu mereka diberikan kesempatan magang selama minimal 3 minggu, tergantung dari perusahaan tempat murid tersebut bekerja.
Tahun Ketiga – Tahap Spesialisasi
            Di tahun terakhir masa belajar siswa Lumiere College ini, siswa akan melakukan spesialisasi pada program busana wanita (women’s wear), busana pria (men’s wear) atau busana batik. Di tahun ini, siswa fokus pada proyek individual mereka, yaitu meluncurkan label fashion mereka sendiri untuk menjadi persyaratan kelulusan. Label fashion mereka akan ditunjukkan di depan penguji profesional yang disediakan Lumiere College untuk ditentukan siswa tersebut layak diberi ijazah atau tidak.
            Tahapan di tahun ketiga ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian professional siswa dan metode kerja yang digunakan. Selain itu, untuk menemukan spesialisasi dari masing-masing siswa.

·         Program Intensive 1 Tahun Bersertifikat – Fashion Design and Pattern Drafting
Dalam program ini, siswa tidak mendapatkan gelar diploma, hanya mendapatkan sertifikat. Bidang studi yang ditawarkan sama dengan Program Diploma hanya saja lebih dipadatkan praktek dibandingkan teori. Teori hanya sebagai pengantar. Selain itu, di dalam program ini diadakan pagelaran busana tahunan, Lumiere Fashion Expo, sama seperti Program Diploma. Program ini tidak menyediakan kegiatan magang bagi siswa yang mengikuti program ini.

            Selain dua program utama diatas, Lumiere College juga mempunyai beberapa program pendukung, yaitu:
a.    Short Courses (75 jam, 3 jam/hari), program ini menawarkan bagi mereka yang mau memperdalam ilmu dan praktek di salah satu bidang yang ditawarkan di Lumiere College, diantaranya adalah;
·         Busana wanita
·         Busana pria
·         Busana batik
·         Penyusunan pola
Program ini terbuka bagi siswa Lumiere College yang ingin memperbaiki nilai mereka ataupun bagi masyarakat umum yang ingin mengikuti kursus kilat merancang busana. Untuk mengikuti short courses ini, calon siswa juga diwajibkan untuk mengikuti tes masuk yang ada.
b.    Workshop (1x per semester)
Program ini diperuntukkan bagi siswa Lumiere College yang ingin mendapatkan pelatihan khusus seputar pendidikan yang mereka jalani. Program ini bekerja sama dengan industri mode yang terkait. Di dalam workshop, siswa akan diberikan pelatihan dan pendalaman praktek dalam merancang busana dan menyusun pola. Program ini akan memberikan sertifikat kepada mereka yang mengikuti. Isi acara dari program ini tidak selalu sama setiap tahunnya, tergantung dari kebutuhan dan minat siswa Lumiere.
c.    Open house (1x setahun)
Program ini adalah program tahunan Lumiere College dalam rangka menjaring calon siswa baru. Dalam program ini, siswa-siswi Lumiere College yang akan mengatur jalannya Open House. Di program ini juga diadakan pameran dari hasil karya-hasil karya siswa-siswi Lumiere College, tidak hanya busana yang dirancang, tetapi juga pernak-pernik yang akan menarik perhatian masyarakat.
d.    Lumiere Fashion Expo (1x setahun)
Program ini  juga merupakan program tahunan yang menjadi ajang pagelaran busana siswa-siswi Lumiere College tahun pertama dan tahun kedua. Program ini merupakan proyek akhir tahun siswa-siswi Lumiere College, dimana mereka akan dibentuk kelompok-kelompok dalam membuat koleksi untuk pagelaran mereka.

Sasaran peserta didik
            Ada beberapa kriteria dari Lumiere College dalam menerima siswa, yaitu :
1.    Rentang usia adalah 17-21 tahun saat mendaftar
2.    Calon siswa merupakan lulusan SMA/se-derajat
3.    Calon siswa mempunyai dasar-dasar dalam merancang busana, menyusun pola dan menjahit pakaian
4.    Calon siswa tidak memiliki cacat fisik apapun
5.    Calon siswa tidak buta warna dan buta aksara
6.    Lulus ujian seleksi masuk
7.    Memenuhi kualifikasi administratif

Strategi Publikasi
            Ada tiga cara yang dilakukan untuk mempublikasikan Lumiere College kepada masyarakat, yaitu:
1.    Melalui iklan, iklan yang akan disebarkan melalui dua media, yaitu media cetak seperti pada iklan kolom di koran dan majalah, penyebaran brosur, flyer dan pamflet pada masyarakat luas, khususnya pada murid SMA di sekolah-sekolah dan bimbingan belajar. Serta melalui media elektronik melalui iklan komersial di televisi, iklan di radio, dan juga iklan di situs internet.
2.    Melalui acara open house. Di dalam acara ini, akan tersedia stand khusus informasi-infromasi seputar Lumiere College disamping akan ada juga stand-stand yang mempertunjukkan hasil karya siswa-siswi Lumiere College. Selain itu, pengunjung open house akan diundang untuk melakukan observasi di sekitar lingkungan Lumiere College. Dan juga akan ada pertunjukan-pertunjukan dari siswa-siswi Lumiere College yang tentunya akan menarik perhatian, seperti peragaan busana, peragaan menjahit kilat, pameran hasil karya siswa-siswi, dan lain sebagainya. Dan untuk menarik calon pendaftar yang banyak, maka khusus di acara ini pihak Lumiere College akan membagikan formulir pendaftaran secara gratis dan calon pendaftar bebas dari biaya pendaftaran.
3.    Melalui acara Lumiere Fashion Expo. Acara tahunan dari Lumiere Fashion Expo ini menjadi acara publikasi yang efektif karena diadakan di luar lingkungan Lumiere College. Target lokasi adalah di mal-mal besar atau di tempat-tempat rekreasi yang banyak dikunjungi orang. Selama acara berlangsung, pihak Lumiere akan membagikan brosur dan pamflet Lumiere College. 

            Kegiatan publikasi dari Lumiere College akan dilakukan secara intensif pada bulan-bulan menjelang kelulusan SMA/se-derajat. Selain itu, untuk memudahkan proses pendaftaran, calon pendaftar bisa mengisi formulir pendaftaran secara online maupun secara manual. Pendaftaran secara online bisa dilakukan melalui situs Lumiere College. Di situs tersebut tersedia lengkap informasi seputar Lumiere College dan calon pendaftar juga bisa bertanya-tanya langsung melalui layanan chat di situs tersebut dengan admin yang sedang online.

Proses Seleksi dan Kriteria Kelulusan
            Seleksi akan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah seleksi administratif, dimana siswa akan mengisi, melengkapi dan mengembalikan formulir pendaftaran kepada pihak Lumiere Collage dan pihak Lumiere Collage yang akan menentukan apakah siswa tersebut lolos seleksi administratif atau tidak. Setelah itu, pendaftar yang lolos seleksi akan dipanggil oleh pihak Lumiere Collage untuk mengikuti seleksi tahap kedua yang berisi;
a.    Tes tertulis, tes yang terdiri dari 3 mata pelajaran (Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia)
b.    Tes Psikotes
c.    Tes Kemampuan, berisi tes menggambar rancangan baju, teknik menggambar pola dan teknik menjahit sederhana
d.    Wawancara individual
            Siswa yang lolos seleksi tahap kedua akan diberitahukan melalui surat pemberitahuan dan daftar nama siswa yang masuk akan diumumkan di situs Lumiere Collage. Setelah itu mereka akan melakukan daftar ulang dan proses adminstrasi dan kemudian mereka resmi menjadi murid Lumiere Collage.

Kriteria lulusan calon siswa :
1.    Memenuhi persyaratan administratif (kelengkapan formulir seperti transkrip raport semester akhir SMA, transkrip ijazah SMA, pas foto berwarna, surat keterangan sehat dari dokter, dan lain sebagainya)
2.    Memenuhi persyaratan kualifikasi seperti yang disebutkan pada poin Sasaran Peserta Didik.
3.    Lolos seleksi pada dua tahapan
4.    Melakukan daftar ulang dan proses administrasi pada periode waktu yang ditentukan segera setelah pengumuman siswa baru yang lolos seleksi diumumkan.