Sunday, October 4, 2009

profil diri part II - THE ARIFIN's


Di bagian ini, saya akan mengajak anda mengenal lebih jauh mengenai keluarga saya. Saya menyebut keluarga saya dengan sebutan The Arifin's, diambil dari nama ayah saya, Arifin. Keluarga saya terdiri dari 6 orang. Papa, Mama dan 4 orang anak. 3 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, yaitu saya.


Pertama, saya akan memperkenalkan Papa. Papa saya bernama Johansyah Slamet Arifin. Beliau seorang mualaf. Saya bangga mempunyai sosok ayah yang begitu baik dan pengertian. Waktu saya kecil, temperamen beliau memang tinggi. Papa sering memarahi saya jika saya melakukan kesalahan. Tetapi sekarang, Papa lebih pengertian kepada anak-anaknya. Saya lihat, hal ini dikarenakan Papa yang sering mengikuti banyak pelatihan tentang pengembangan diri dan pelatihan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ). Saya bersyukur mempunyai ayah yang tidak lelah menimba ilmu. Semoga semangat ayah saya bisa saya dan saudara-saudara saya lanjutkan. 


Papa berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal itu membuat ayah saya harus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarganya karena beliau adalah anak pertama. Pekerjaan yang ayah saya pertama kali lakukan adalah menjadi kurir di perusahaan distributor barang-barang kimia. Kebetulan ayah saya lulusan sekolah kimia di Jakarta. Lalu lama-kelamaan, saat modal sudah terkumpul, ayah saya dan beberapa temannya keluar dari perusahaan tersebut dan mendirikan perusahaan serupa, bernama PT Telaga Sakti Saka Utama. Alhamdulillah, hingga sekarang perusahaan masih berdiri dengan ayah saya sebagai pucuk pimpinan. Dan alhamdulillah lagi, berkat perusahaan itu, ayah saya bisa mendirikan sebuah yayasan pendidikan di daerah Raden Saleh, Depok bernama Yayasan Khairul Fikri yang menyediakan layanan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan TK, SD hingga SMP.



Lalu ibu saya, beliau bernama Retno Rukmini. Mama berasal dari sebuah keluarga besar dan berlatar belakang Jawa Keraton. Total saudara kandung ibu saya ada 9 anak. Pakde saya yang paling tua sudah meninggal. Ibu saya anak ke-7. Terbiasa dengan kebiasaan berbagi di dalam keluarganya, ibu saya menjadi sosok dengan karakter lembut dan pengasih. Beliau juga sangat penyabar. Saya beruntung memiliki ibu, yang menurut pandangan saya, adalah "SUPER MOM".Beliau selalu sabar menghadapi tingkah laku anak-anaknya. Walaupun terkadang beliau pasti tidak sabar juga saat kami sudah kelewat batas. Dengan keterbatasan biaya karena orang tua ibu saya harus membiayai 9 anak sekaligus, Ibu saya tetap berhasil menjadi seorang sarjana komputer. Dalam kesehariannya, Mama banyak menghabiskan waktu di rumah. Beliau sangat mahir dalam membuat bros dan perhiasan lainnya dari manik-manik. Mama adalah orang yang tekun, teliti dan kreatif. Dari Mama jugalah saya banyak mendapatkan banyak nasehat tentang kehidupan. Karena saya adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga, Mama selalu mewanti-wanti saya agar bisa menjaga diri. Satu nasehat beliau yang sangat membekas di benak saya adalah ;
"Wanita itu seharusnya seperti berlian yang makin tersembunyi, maka makin mahal harganya. Tidak seperti manik-manik, yang walaupun menarik, tetapi murah karena banyak dijual, mulai dari toko-toko besar sampai pasar eceran. Tetapi ketika berlian sudah retak sedikit saja, maka harganya akan sangat jatuh."
Semoga saya bisa menjadi berlian paling indah dan paling mahal.. Amiin.


Kemudian mari membicarakan kakak saya satu-satunya. Namanya Arie Perdana Fikrianto. Waktu kecil saya dan Mas Ari sangat sering bertengkar. Setiap menit ada saja yang kami ributkan. Mama sering sekali mengunci kami berdua di dalam kamar saat kami mulai bertengkar. Mungkin karena hal itu juga, kami tidak akur hingga, mungkin, saat ini. Perbedaan usia kami juga tidak jauh. Hanya 1 tahun. Sekarang kakak saya kuliah di Amerika Serikat, tepatnya di Century University, Minnesota. Dia tinggal dengan Pakde saya yang bekerja di kota yang sama. Mas Ari mengambil Manajemen Bisnis sebagai major kuliah dia. Dari cerita-cerita Papa, Mas Ari banyak mengalami kemajuan setelah kuliah. Sewaktu masih belajar di Indonesia, nilai MTK kakak saya tidak pernah mencapai angka 8 atau 9. Tetapi setelah kuliah, nilai Matematika Bisnis-nya malah terbaik ke-3 dikelas dari 38 orang. Sungguh keajaiban. Dan sekarang dia menjadi tutor bagi junior di kampusnya, dan ajaibnya lagi, tutor mata kuliah matematika. Sungguh mencengangkan. Saya sebagai adik yang baik tentunya bangga mendengar kakak saya mengalami kemajuan. Hal itu pasti membuat Papa-Mama bangga. Dari keberhasilan kakak saya ini, saya pun jadi terpacu untuk melakukan hal yang sama. Saya ingin membuat Papa-Mama pun jadi bangga dengan diri saya. Saya cukup prihatin dengan kakak saya. Sudah 2 Lebaran dia lewatkan di Amerika. Kalau saya jadi dia, saya nggak kuat. Saya udah nangis. Kata Papa, itu bagus buat latihan mental dia. Yah, apapun itu, saya selalu mendoakan kakak saya agar baik-baik saja disana..


Ayo lanjut ke anak ketiga di keluarga, adik pertama saya, Rizky Trimeidy Fikriarie. Sekarang dia duduk di kelas 3 SMP di SMPIF Al-Fikri, sekolah milik keluarga sendiri (hehe). Katanya sih, di sekolahnya, adik saya yang satu ini terkenal. Karena katanya dia 'keren'. Pasti itu karena dia adik saya, jadi pesona saya tertular ke dia. :)
Banyak yang bilang Rizky mirip Vidi Aldiano.. Mirip ya memang?



Gambar kanan itu adik saya, Rizky. Dan yang kiri, tentu saja, Vidi Aldiano yang asli. Mirip tidak? Yah, anda yang menentukan deh.. Oh ya, adik saya ini gitaris di band SMP-nya lho. Dia sudah les gitar sejak SD. Jadi permainan gitarnya lumayan banget. Band SMP-nya juga sering tampil di acara-acara sekolah maupun luar sekolah.


Terakhir saya perkenalkan adik bungsu saya, anak paling 'bawang' di rumah, Fikri Ismaturrahman. Jarak umur antara saya dan Fikri sangat jauh, 12 tahun. Mama pun bilang Fikri ini 'anak bonus'. :) . Dia ini si anak 'pencuri hati' di rumah. Semua orang di rumah tidak ada yang bisa marah-marah terlalu lama dengan Fikri. Mungkin karena dia masih berumur 6 tahun, sehingga orang-orang rumah nggak tega melihat dia dimarahin. Sekarang Fikri masih kelas 1 SD. Tentunya di SD Al-Fikri juga. Fikri anak yang keras kepala, mungkin karena dia anak bungsu, selalu terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan. Sebenarnya saya sering dibuat kesal oleh adik saya yang satu ini. Karena kalau ada permintaannya yang tidak dituruti, dia pasti teriak-teriak dan menangis. Saya jadi pusing dengernya. Udah gitu, kadang-kadang saya juga yang harus memenuhi permintaannya. Haduuh, ada-ada aja deh. Memang jadi kakak itu susah dan menyedihkan. (jadi curhat).
Bagaimanapun, anak kecil pasti ada sisi lucunya. Fikri kalau lagi lucu, ngegemesiiin banget, tapi kalau udah nangis dan teriak-teriak, ampun deh.

Tetapi Fikri menunjukkan bakatnya di bidang musik. Sekarang dia terdafatar di sekolah musik Yamaha, mengambil les drum. Semoga dia juga bisa jadi drummer yang hebat. Ini dia si malaikat kecil The Arifin's ...









Itulah sekilas mengenai keluarga saya. Bukan keluarga yang sempurna mungkin, hanya keluarga yang saling menjaga satu sama lain. Keluarga yang selalu mendoakan satu sama lain. The Arifin's..

4 comments:

  1. semoga setiap keluarga menjadi teladan bagi keluarga lain. karena keluarga juga turut ambil peran dalam membangun suatu masyarakat. GBU.

    ReplyDelete
  2. iya amin..
    maaf tapi ini siapa ya? jgn anonim gt dong.. cantumin nama biar saya tau siapa yg komen di blog saya. x)

    thx anyway..

    ReplyDelete
  3. BETAPA MENJADIKAN ANAK PEREMPUAN INI MENJADI YANG TERBAIK DIMATAMU YA ALLAH.... SEMOGA KAMUPUN NANTI MENJADI SEORANG WANITA YANG CANTIK LAHIR & BATHIN SERTA MENDAPAT PASANGAN YANG BAIK DAN PENYAYANG............... SALAM SAYA IBU ROSNA

    ReplyDelete
  4. papa kamu tidak hanya baik dik, tapi udah seperti malaikat di keluarga kami karena tidak sedikit bantuan beliau untuk keluarga kami...semoga kamu sekeluarga selalu dalam naungan ALLAH SWT.

    ReplyDelete

tinggalkan jejak kalian disini..